Waktu Adalah Pengobat

“Waktu adalah pengobat. Tiap detiknya menyembuhkan”

Setidaknya itulah sedikit pesan dari sang waktu. Pemahaman yang mampu menyadarkan kita untuk bersabar dan yakin bahwa sakit yang kita alami di masa lalu perlahan akan terhapus oleh waktu.

Pernahkah kau merasa sakit hati karena perkataan atau perbuatan seseorang?

Hmm... coba dengarkan aku..

Dua minggu yang lalu, aku membereskan kamar kos karena berniat pulang kampung untuk waktu yang lama.. Maklum, libur lebaran.. J

Kau tau?
Aku menemukan lagi beberapa keping kenangan tentang rasa sakit. Lembaran-lembaran yang waktu itu sengaja aku print-out. Entah dengan alasan apa waktu itu aku melakukannya. Melihat lembaran-lembaran itu, sungguh mata ini tidak kuat untuk tidak meneteskan air mata.. Teringat masa lalu yang dulu pernah menjerat nurani sedemikian eratnya.

Apakah aku belum bisa memaafkannya?

Ah.. bukan.. Kau salah. 

Karena aku terharu, aku bisa melewati saat-saat menyakitkan itu.
Karena aku bersyukur, Tuhan menciptakan aku menjadi manusia yang kuat.
Karena aku menghayati, segala perjuangan untuk dapat bangkit dari keterpurukan.

Tuhan Maha Baik, kawan.. Telah menciptakan waktu untuk membantu menyembuhkan luka..
Maka kini, apabila hatimu telah yakin telah mendapatkan obatnya,

“Berbereslah, dan temukan berkas lama. Kau akan lihat, betapa hebatnya dirimu kini, dapat melewati masa lalu yang menyakitkan itu.”


Maka, maafkanlah... J

Sederhana dan Rumit


Cinta. Apakah ia sederhana ataukah rumit?

Coba dengarkan aku.. ;)

Jatuh cinta pada lawan jenis misalnya. Milyaran orang di dunia ini juga pernah mengalaminya. Hal yang amat sangat biasa dirasakan manusia. "Jatuh Cinta Biasa Saja", kata Efek Rumah Kaca.

Namun, cinta juga bisa berarti rumit. Ingat tidak ketika jatuh cinta pada seseorang?
Malu ketika bertemu, pipi merona tatkala menyapa, lidah kaku saat berbicara, jantung yang berolahraga ketika mendengar namanya.

Ah, ada-ada saja.. Belum lagi ketika sebentuk rindu yang tiba-tiba menyerang. Rasanya ada sesuatu dalam dada yang ingin keluar. Terasa sesak di dalam.

Cinta selalu menyisakan tanya. Sederhana atau rumit-kah cintamu?


Diam-Diam



Hai, kamu.. Taukah? 

Rindu terkadang datang diam-diam. Tidak ada orang lain yang tahu. Hanya Tuhan dan diri sendiri. Meski di tengah keramaian, ia tetap datang dalam hening. Mungkin ia ingin kedatangannya menjadi rahasia.

Pun di tengah hujan deras atau malam yang gulita. Ia juga tetap datang dalam senyap. Tidak ingin mengganggu bumi yang sedang khusyuk menyerap tetes air hujan. Tidak ingin mengganggu langit yang bertahtakan rembulan

Rindu. Terkadang ia datang diam-diam. Bagaimana denganmu? Apakah diam-diam kau juga sedang menyambut datangnya rindu? ;)

Diberdayakan oleh Blogger.

Tes Paragraf

Judul widget rightbar

Yang mampir..