Yang Fana Adalah Waktu

Senyum semanis gulali yang kau tawarkan padaku apakah akan terus kukecap sampai nanti. Candamu yang berisik serupa tawon berkerubut apakah akan terus aku dengar sampai nanti.

Ada saat ketika waktu tidak lagi memberi kesempatan pada masing-masing kita untuk sekedar menanyakan apa kabar.

Jangan dulu Tuhan. Adakah Kau merasakan itu terlalu cepat untukku. Bisakah sejenak Kau tangguhkan, dan mungkin... emm... hentikan waktu untukku.

Tuhan. Aku selalu saja ingin berkata seperti ini: Yang fana adalah waktu. Kita abadi.



Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
Memungut detik demi detik, merangkainya menjadi bunga
Sampai pada suatu hari
Kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
Tanyamu.
Kita abadi.

-Sapardi Djoko Damono-
Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Tes Paragraf

Judul widget rightbar

Yang mampir..